BANG HAJI LULUNG TANTANG AHOK GUGAT HASIL AUDIT BPK KENAPA JUSTRU KALIAN HUJAT ?!
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung, sumber: jambi.tribunnews
APA DASAR KALIAN MENGHUJAT BANG HAJI LULUNG ?!
Mister Asbun heran deh, kenapa Bapak Abraham Lunggana alias Bang Haji Lulung bisa dianggap berkelit ketika menjawab pertanyaan soal janjinya untuk mengiris telinga apabila Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggugat hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ke pengadilan.
Padahal kan hak beliau menjawab begini :
"Mana? Gue kasih waktu dua hari ke Ahok kok. Kalau lewat dua hari, ya enggak bisa,"?!
Trus dimana salahnya coba ?!
Kenapa kalian bilang Bang Lulung Ngeles, Omongannya nggak bisa dipegang, Kaleng Kosong, dan masih banyak lagi ...
Tau nggak yang kalian lakukan itu Jahat !
"Mana? Gue kasih waktu dua hari ke Ahok kok. Kalau lewat dua hari, ya enggak bisa,"?!
Trus dimana salahnya coba ?!
Kenapa kalian bilang Bang Lulung Ngeles, Omongannya nggak bisa dipegang, Kaleng Kosong, dan masih banyak lagi ...
Tau nggak yang kalian lakukan itu Jahat !
Apakah tantangan Bang Haji Lulung bakal mengiris telinganya jika Ahok berani gugat BPK ke pengadilan hanya berlaku 2 hari itu salah ?
Mana dalilnya ?
Coba tunjukkan kalau emang ada !!! ..
Paling-paling kalian cuman mringis kalian kalo disuruh nunjukin dalil hukum nya ?!
Nggak ada kan ?!!!
YANG MENGHUJAT BANG HAJI LULUNG JANGAN-JANGAN NGGAK NGERTI HUKUM
Mister Asbun tebak kalian yang menghujat dan menghina Bang Haji Lulung itu nggak ngerti hukum !
Tau nggak artinya 2 hari ?!
Nih Mr Asbun kasih tau ya, 2 hari itu maksudnya 2 x 24 jam !
Coba tanya ke Ke Ketua RT di mana kalian tinggal,
Tanya soal peraturan yang udah terkenal banget "2 x 24 jam tamu wajib lapor !
Itu contoh aturan, ada "wajib" nya biar tertib !!
Kata "Wajib" di aturan itu dibatasin waktu, biar jelas !
Tantangan juga begitu ...
Emangnya Bang Haji Lulung nggak punya kerjaan disuruh terus-terusan nungguin Ahok gugat BPK ?
Lah, Bang Haji Lulung kan Anggota Dewan yang terhormat, sibuk, banyak kerjaannya, penting semua, dan itu buat kalian juga ...
Emangnya kalian ... pengangguran, ... kerjaannya cuman mainan fb, twitter, ...
Lah, Bang Haji Lulung kan Anggota Dewan yang terhormat, sibuk, banyak kerjaannya, penting semua, dan itu buat kalian juga ...
Emangnya kalian ... pengangguran, ... kerjaannya cuman mainan fb, twitter, ...
Nah, kalau tantangan nggak dikasih batas waktu, keenakan Ahok ...
Siapa tau Ahok sebenarnya mau gugat, trus sengaja dilama-lamain ...
Siapa tau Ahok sebenarnya mau gugat, trus sengaja dilama-lamain ...
Bisa kesiksa banget kan kalo sampe begitu ?!
Nunggu itu capek tau !!!
Nunggu itu capek tau !!!
Makanya, jangan suka ngehujat, ngehina ... dan kalo belum pinter jangan sok tau !
Sekalian Mister Asbun nasehatin kalian ye, para penghuni dunia maya,
Jangan sekali-kali, gare-gare kalian benci, trus kalian jadi berlaku kagak sopan dan adil sama yang lebih tua ! Bang Haji Lulung itu udah cukup tua, masak kalian hujat dan ejek begitu ?!
Sakit tau digituin !!!
Lain kali jangan diulangin ya .. dan ingatlah selalu Pesan Bapak Ibu Guru di sekolah :
Hormatilah orang yang lebih tua !!!
Hormatilah orang yang lebih tua !!!
Ok ?!
Phakar Sopan-Santun Dunia Maya,
MISTER ASBUN
*****
Beritanye :
Abraham Lunggana alias Lulung berkelit ketika ditanya janjinya untuk mengiris telinga apabila Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggugat hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ke pengadilan.
"Mana? Gue kasih waktu dua hari ke Ahok kok. Kalau lewat dua hari, ya enggak bisa," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Lulung, di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2016).
Saat pertama kali mengungkapkan nazarnya ini di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis (14/4/2016), Lulung sama sekali tidak memberi batas waktu.
Saat itu, dia hanya berjanji bakal mengiris telinganya jika Ahok berani gugat BPK ke pengadilan.
Sementara itu, hari ini Lulung menyampaikan klarifikasinya akan pertanyaan dia ketika di UNJ tersebut.
"Sekarang gue klarifikasi. Nanti kalau kelamaan, dibilang enggak ada kejahatan (dalam pembelian lahan RS Sumber Waras), gue yang mati dong," kata Lulung.
Sementara itu, Ahok sebelumnya mempertanyakan kepastian janji Lulung untuk memotong kupingnya sendiri.
Saat pertama kali mengungkapkan nazarnya ini di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis (14/4/2016), Lulung sama sekali tidak memberi batas waktu.
Saat itu, dia hanya berjanji bakal mengiris telinganya jika Ahok berani gugat BPK ke pengadilan.
Sementara itu, hari ini Lulung menyampaikan klarifikasinya akan pertanyaan dia ketika di UNJ tersebut.
"Sekarang gue klarifikasi. Nanti kalau kelamaan, dibilang enggak ada kejahatan (dalam pembelian lahan RS Sumber Waras), gue yang mati dong," kata Lulung.
Sementara itu, Ahok sebelumnya mempertanyakan kepastian janji Lulung untuk memotong kupingnya sendiri.
Jika sudah ada kepastian soal janji Lulung tersebut, dia baru akan menggugat hasil audit BPK terhadap pembelian lahan RS Sumber Waras.
"Karena sudah banyak yang janji, (jika) Jokowi jadi presiden, ada yang mau jalan kaki ke Solo. Kagak dilakuin. Yang janji mau gantung di Monas, kagak dilakuin. Yang mau terjun dari Monas juga belum dilakuin," ujar Ahok.
Sebelumnya, BPK menegaskan telah melaksanakan audit terhadap pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI pada 2014 secara profesional dan sesuai dengan standar pedoman yang berlaku.
BPK menyatakan, audit itu bahkan dilakukan dua kali, yakni audit untuk pemeriksaan atas laporan hasil keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2014 dan pemeriksaan investigatif atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diajukan pada 6 Agustus 2015.(Kurnia Sari Aziza, tribunnews.com )
"Karena sudah banyak yang janji, (jika) Jokowi jadi presiden, ada yang mau jalan kaki ke Solo. Kagak dilakuin. Yang janji mau gantung di Monas, kagak dilakuin. Yang mau terjun dari Monas juga belum dilakuin," ujar Ahok.
Sebelumnya, BPK menegaskan telah melaksanakan audit terhadap pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI pada 2014 secara profesional dan sesuai dengan standar pedoman yang berlaku.
BPK menyatakan, audit itu bahkan dilakukan dua kali, yakni audit untuk pemeriksaan atas laporan hasil keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2014 dan pemeriksaan investigatif atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diajukan pada 6 Agustus 2015.(Kurnia Sari Aziza, tribunnews.com )